Pemerintah Indonesia menghadapi tantangan besar dalam sektor energi, terutama dalam hal penyediaan tenaga kerja. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral menyatakan bahwa sekitar 6,2 juta tenaga kerja akan dibutuhkan hingga tahun 2030 untuk mendukung proyek-proyek energi yang sedang berlangsung.
Pernyataan tersebut disampaikan dalam acara Human Capital Summit 2025 di Jakarta Convention Center. Dengan pertumbuhan kebutuhan energi yang pesat, penting bagi semua pihak untuk bersiap menghadapi tantangan ini.
Kebutuhan tenaga kerja di sektor energi
Tiga proyek utama pemerintah menjadi pendorong utama dalam peningkatan kebutuhan ini, yaitu pengembangan pembangkit listrik, energi baru dan terbarukan, serta pembangunan jaringan transmisi. Dengan target total kapasitas mencapai sekitar 69,5 gigawatt hingga tahun 2030, tantangan dalam menyediakan tenaga kerja yang terampil menjadi semakin nyata.
Data menunjukkan bahwa pengembangan energi baru dan terbarukan adalah bagian penting dari peta jalan pemerintah menuju energi yang lebih berkelanjutan. Di samping itu, hilirisasi energi dan peningkatan produksi migas juga memerlukan banyak tenaga kerja. Dalam konteks ini, penting bagi masyarakat untuk mempersiapkan diri dengan keterampilan yang sesuai, agar dapat berpartisipasi dalam sektor yang semakin berkembang ini.
Strategi untuk mempersiapkan tenaga kerja masa depan
Berbagai strategi dapat diterapkan untuk memastikan tenaga kerja yang diperlukan dapat terisi. Salah satunya adalah dengan mendorong pendidikan dan pelatihan yang relevan. Lembaga pendidikan serta pelatihan teknis harus bekerja sama dengan industri untuk mengidentifikasi keterampilan yang dibutuhkan dan menyesuaikan kurikulumnya.
Selain itu, penting untuk melakukan sosialisasi mengenai potensi pekerjaan di sektor energi kepada masyarakat. Masyarakat perlu menyadari bahwa lapangan pekerjaan di sektor ini tidak hanya tersedia bagi mereka yang memiliki latar belakang pendidikan tinggi, tetapi juga bagi mereka yang memiliki keterampilan teknis.
Diperkirakan jumlah total tenaga kerja, jika termasuk yang tidak langsung, akan jauh lebih besar. Menurut Menteri ESDM, meskipun banyak lapangan pekerjaan tersedia, individu juga diharapkan untuk mengevaluasi diri terkait kemampuan masing-masing. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi seluruh pihak agar dapat bekerja sama, baik pemerintah, lembaga pendidikan, maupun industri.
Dengan pelatihan yang tepat dan kesadaran akan peluang yang ada, diharapkan Indonesia dapat memenuhi kebutuhan tenaga kerja di sektor energi yang terus berkembang. Pembangunan sektor ini tidak hanya penting untuk ekonomi, tetapi juga untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat.