Chief of Public Affairs suatu perusahaan transportasi daring mengungkap alasan mengapa mereka tidak berencana mengubah status mitra pengemudi menjadi karyawan. Keputusan ini didasarkan pada berbagai pertimbangan yang menguntungkan bagi model kemitraan yang ada saat ini.
Salah satu poin penting yang disampaikan adalah bahwa mengangkat mitra sebagai karyawan akan menimbulkan masalah tersendiri. Alih-alih memberikan keuntungan, status karyawan justru berpotensi mengurangi fleksibilitas yang sangat dibutuhkan oleh pengemudi dalam menjalankan aktivitas mereka. Banyak mitra yang sangat menghargai kebebasan untuk mengatur jadwal kerja sesuai dengan kebutuhan masing-masing.
Fleksibilitas Dalam Model Kemitraan
Pentingnya fleksibilitas dalam model kemitraan ini sangat disadari. Banyak pengemudi yang menjalankan pekerjaan sampingan dan memanfaatkan platform untuk menambah pendapatan. Ada pengemudi yang juga seorang ibu tunggal yang bisa mengatur waktu antar-jemput anak dan mencari nafkah dalam waktu yang bersamaan. Hal ini menjadi alasan mengapa status karyawan tidak sesuai dengan marwah pekerjaan mereka.
Menurut data internal, sekitar 50 persen mitra pengemudi tidak memiliki pekerjaan tetap. Ini menunjukkan bahwa banyak di antara mereka yang memilih untuk menjadi mitra sebagai cara alternatif mendapatkan penghasilan. Situasi ini menjadi lebih relevan di tengah kondisi ekonomi yang berubah-ubah, di mana banyak orang mengalami pemutusan hubungan kerja.
Dampak Penunjukan Sebagai Karyawan
Apabila mitra diubah statusnya menjadi karyawan, satu dampak langsung yang akan terlihat adalah pengurangan jumlah pengemudi aktif. Tidak semua mitra akan memenuhi kriteria untuk menjadi karyawan tetap, yang berarti proses seleksi akan lebih ketat dan rumit. Hal ini bisa mengakibatkan beberapa pengemudi kehilangan kesempatan untuk bekerja sama di platform tersebut.
Penting juga untuk mempertimbangkan bahwa model kemitraan ini menjadi solusi win-win, di mana pengemudi bisa mendapatkan fleksibilitas dan kontrol atas waktu kerja mereka, sementara perusahaan tetap mendapatkan tenaga kerja yang siap dan bersedia beradaptasi pada permintaan yang fluktuatif. Hal ini memungkinkan perusahaan untuk mengoptimalkan layanan mereka tanpa terjebak dalam rigiditas struktur karyawan tetap.