Pembangunan infrastruktur di Indonesia menjadi sorotan utama, terutama di era modern ini. Salah satu fokus utama adalah proyek jalan tol yang berpotensi besar bagi meningkatkan konektivitas dan pertumbuhan ekonomi. Dalam International Conference of Infrastructure (ICI) 2025, pemerintah menawarkan berbagai proyek tol yang menarik untuk ditangani oleh investor.
Tahukah Anda bahwa ada sejumlah proyek tol yang siap digarap? Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) mengungkapkan bahwa ada tiga proyek tol yang ditawarkan dalam konferensi ini: Tol Gilimanuk – Mengwi, Tol Pejagan – Cilacap, dan Tol Sentul Selatan – Karawang Barat. Proyek-proyek ini diharapkan dapat membantu mengurangi beban APBN dan mendorong partisipasi sektor swasta dalam pembangunan infrastruktur.
Peluang Proyek Tol Baru
Proyek tol merupakan salah satu komponen krusial dalam pengembangan infrastruktur jalan nasional. Dalam konteks ini, Tol Gilimanuk – Mengwi, Tol Pejagan – Cilacap, dan Tol Sentul Selatan – Karawang Barat memiliki potensi besar untuk mendukung mobilitas barang dan orang yang lebih efisien. Dengan adanya proyek tersebut, akses ke berbagai daerah di Indonesia akan semakin mudah, membantu perekonomian lokal tumbuh.
Selain itu, ada juga proyek khusus di Ibu Kota Nusantara (IKN) yang sedang dinantikan banyak orang, yaitu proyek tol bawah laut. Proyek ini memiliki tantangan tersendiri karena memerlukan studi kelayakan yang matang sebelum dapat ditawarkan kepada investor. Menariknya, wilan Oktavian menjelaskan bahwa saat ini pemerintah sedang mengevaluasi aspek keekonomian dari proyek tersebut, yang sangat penting bagi calon investor.
Tantangan Pendanaan dan Kelayakan
Meskipun memiliki potensi besar, tantangan dalam proyek tol bawah laut di IKN tak bisa diabaikan. Salah satu isu utama adalah aspek kelayakan ekonominya. Proyek ini harus menjanjikan imbal hasil yang menarik agar dapat menarik minat investor. Saat ini, banyak proyek di IKN yang masih bergantung pada APBN untuk memenuhi kebutuhan infrastruktur. Oleh karena itu, harus ada pendekatan berbeda dalam membangun infrastruktur di kawasan ini dibandingkan dengan di daerah lain di Indonesia.
Perbedaan mendasar tersebut menjadikan konsep pembangunan di IKN lebih berorientasi pada kebutuhan jangka panjang, di mana infrastruktur dibangun terlebih dahulu, dan ekosistem baru akan tumbuh setelahnya. Ini berbeda dengan pendekatan di Jawa, di mana pembangunan jalan tol dilakukan berdasarkan kebutuhan yang sudah ada. Dengan kata lain, tantangan yang ada ini akan menentukan seberapa sukses proyek ini dalam menarik perhatian investor.
Untuk proyek tol yang ditawarkan dalam ICI 2025, skema imbal hasil yang ditawarkan adalah user charge, di mana tarif akan dikenakan kepada pengguna jalan. Hal ini bertujuan untuk mengurangi ketergantungan pemerintah terhadap APBN dalam semua proyek infrastruktur. Namun, untuk proyek tol bawah laut di IKN, tetap diperlukan dukungan dari pemerintah dalam hal pembiayaan awal dan evaluasi kelayakan, agar dapat menawarkan investasi yang menjanjikan.
Dengan terus berupaya meningkatkan infrastruktur jalan, diharapkan konektivitas antara daerah bisa semakin baik, dan kesejahteraan masyarakat dapat meningkat. Ekosistem yang sehat dalam pembangunan infrastruktur akan menjadi landasan bagi pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di Indonesia.