www.lacakberita.id – Apa yang sebenarnya terjadi di dunia kerja saat ini? Banyak lulusan baru kini merasakan kesulitan dalam mendapatkan pekerjaan yang sesuai, padahal mereka telah menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk menimba ilmu di perguruan tinggi.
Saat ini, semakin banyak pencari kerja yang mengeluhkan sulitnya mendapatkan pekerjaan yang layak di Indonesia. Menurut data Badan Pusat Statistik, jumlah pengangguran di Indonesia mencapai 7,28 juta orang pada bulan Februari 2025.
Dari total tersebut, sekitar 14,6 persen merupakan lulusan pendidikan tinggi, baik sarjana maupun diploma IV. Kenaikan angka pengangguran di kelompok ini menunjukkan tren yang memprihatinkan, mengingat pada tahun sebelumnya, angka pengangguran di kategori serupa hanya sebesar 13,89 persen.
Lulusan sarjana dan diploma banyak yang terpaksa menerima pekerjaan yang tidak sesuai dengan bidang keahlian yang mereka tekuni. Kini saatnya kita menelusuri lebih dalam mengenai faktor-faktor yang membuat gelar pendidikan tidak lagi menjadi jaminan untuk mendapatkan pekerjaan.
Penyebab Gelar Pendidikan Tidak Menjamin Pekerjaan yang Layak
Penting untuk memahami berbagai faktor yang mempengaruhi kesenjangan antara pendidikan dan kesempatan kerja. Salah satu masalah utama yang dihadapi oleh fresh graduate adalah tingginya tingkat persaingan di dunia kerja saat ini.
Persaingan yang ketat bukan lagi menjadi hal baru. Jika sepuluh tahun yang lalu calon pekerja memerlukan waktu rata-rata 3 hingga 12 bulan untuk menemukan pekerjaan, kini banyak yang harus menunggu lebih dari satu tahun untuk mendapatkan pekerjaan yang cocok. Ini menunjukkan bahwa keadaan telah berubah secara signifikan.
Setiap tahun, jumlah lulusan baru terus meningkat tanpa diimbangi dengan jumlah lapangan pekerjaan yang cukup. Meskipun beberapa perusahaan baru mungkin muncul, kualitas dan relevansi lapangan pekerjaan sering kali tidak sebanding dengan jumlah pencari kerja yang ada.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketersediaan Pekerjaan
Selain persaingan yang ketat, ada beberapa faktor lain yang turut menjadi penyebab turunnya tingkat kesempatan kerja bagi lulusan. Salah satu yang paling menonjol adalah perkembangan teknologi yang semakin pesat.
Perusahaan kini semakin beralih ke teknologi otomatisasi yang mengurangi kebutuhan akan tenaga kerja manusia. Banyak posisi yang dulunya memerlukan banyak pekerja kini dapat dilakukan oleh mesin, menciptakan kekurangan peluang kerja untuk lulusan baru.
Di samping itu, banyak perusahaan yang mengutamakan pengalaman kerja lebih dari sekadar gelar pendidikan. Hal ini membuat fresh graduate merasa terjebak dalam siklus dorongan untuk terus mencari pekerjaan tanpa memiliki pengalaman yang relevan.
Kualitas Pendidikan dan Relevansi Kurikulum
Salah satu masalah lain adalah kualitas pendidikan dan relevansi kurikulum yang diajarkan di perguruan tinggi. Banyak lulusan mengeluhkan bahwa apa yang mereka pelajari di kampus tidak sesuai dengan kebutuhan dunia kerja saat ini.
Kurikulum yang ketinggalan zaman membuat lulusan merasa tidak siap menghadapi tantangan di tempat kerja. Perusahaan sering kali mengharapkan keterampilan praktis yang sulit diperoleh melalui ajaran teori semata.
Adanya kesenjangan antara apa yang diajarkan di kampus dan keterampilan yang dibutuhkan di lapangan menciptakan tantangan serius bagi lulusan baru dalam mencari pekerjaan yang layak. Kesadaran akan hal ini mampu memicu perbaikan dalam sistem pendidikan kita ke depan.